Setuju!!
nggak ada yg kaum muda masa kini bisa lakukan selain dgn
ber-PRESTASI, dgn prestasi, maka kita punya NILAI di hadapan bangsa
lain. Dengan prestasi berarti qta bangga sama INDONESIA.
I
LOVE INDONESIA SO MUCH.
“Pahlawan
Sejati” adalah pahlawan yang ikhlas berjuang dan tiada mengharapkan
pujian ataupun gelar sebagai pahlawan.......
Pahlawan
masa kini bukan sebatas pejuang secara fisik, karena yang dibutuhkan
adalah pahlawan yang mampu membebaskan bangsa dari kemiskinan,
kebodohan, dll.
Saat
ini memang kita semua bisa jadi pahlawan untuk Indonesia, dengan
menjalankan peran kita sebaik mungkin.
Kita
sebagai warga negara Indonesia harus menghargai jasa para pahlawan
kita..
karena
bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa para
pahlawannya.
Bangsa kita setiap tahun
merayakan Hari Pahlawan pada 10 November. Pada saat itulah kita
mengenang jasa para pahlawan yang telah bersedia mengorbankan harta
dan nyawanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.
Kita memilih 10 November sebagai Hari Pahlawan karena pada tanggal
tersebut 61 tahun silam para pejuang kita bertempur mati-matian untuk
melawan tentara Inggris di Surabaya.
Saat itu kita hanya
mempunyai beberapa pucuk senjata api, selebihnya para pejuang
menggunakan bambu runcing. Namun para pejuang kita tak pernah gentar
untuk melawan penjajah. Kita masih ingat tokoh yang terkenal pada
saat perjuangan itu yakni Bung Tomo yang mampu menyalakan semangat
perjuangan rakyat lewat siaran-siarannya radionya. Ruslan Abdul Gani
yang meninggal beberapa waktu lalu, adalah salah seorang pelaku
sejarah waktu itu.
Setiap tahun kita
mengenang jasa para pahlawan. Namun terasa, mutu peringatan itu
menurun dari tahun ke tahun. Kita sudah makin tidak menghayati makna
hari pahlawan. Peringatan yang kita lakukan sekarang cenderung
bersifat seremonial. Memang kita tidak ikut mengorbankan nyawa
seperti para pejuang di Surabaya pada waktu itu.
Tugas kita saat ini
adalah memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai
dengan perkembangan zaman. Saat memperjuangkan dan mempertahankan
kemerdekaan, rakyat telah mengorbankan nyawanya. Kita wajib
menundukkan kepala untuk mengenang jasa-jasa mereka. Karena itulah
kita merayakan Hari Pahlawan setiap 10 November.
Akan tetapi kepahlawanan
tidak hanya berhenti di sana. Dalam mengisi kemerdekaan pun kita
dituntut untuk menjadi pahlawan. Bukankah arti pahlawan itu adalah
orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam
membela kebenaran? Bukankah makna pahlawan itu adalah pejuang gagah
berani? Bukankah makna kepahlawanan tak lain adalah perihal sifat
pahlawan seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan
kekesatriaan?
Menghadapi situasi
seperti sekarang kita berharap muncul banyak pahlawan dalam segala
bidang kehidupan. Dalam konteks ini kita dapat mengisi makna Hari
Pahlawan yang kita peringati setiap tahun pada 10 November, termasuk
pada hari ini. Bangsa ini sedang membutuhkan banyak pahlawan,
pahlawan untuk mewujudkan Indonesia yang damai, Indonesia yang adil
dan demokratis, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kita mencatat beberapa
wilayah Indonesia masih dihantui tindakan teror. Kita membutuhkan
orang yang berani untuk menangkap pelakunya. Negeri kita sedang
dililit kanker korupsi yang sudah mencapai stadium terakhir. Kita
membutuhkan orang-orang berani untuk memberantasnya. Seorang ilmuwan
pun bisa menjadi pahlawan dalam bidangnya berkat penemuannya yang
dapat menyejahterahkan orang banyak. Seorang petugas pemadam
kebakaran yang tewas saat berjuang mematikan api yang sedang membakar
rumah penduduk adalah pahlawan juga.
Setiap orang harus
berjuang untuk menjadi pahlawan. Karena itu, hari pahlawan tidak
hanya pada 10 November, tetapi berlangsung setiap hari dalam hidup
kita. Setiap hari kita berjuang paling tidak menjadi pahlawan untuk
diri kita sendiri dan keluarga. Artinya, kita menjadi warga yang baik
dan meningkatkan prestasi dalam kehidupan masing-masing. Mahasiswa
Universitas Trisakti yang tewas ditembak dalam perjuangan reformasi
sewindu lalu adalah pahlawan, meskipun negara belum menobatkan mereka
sebagai pahlawan.
Memang tidak mudah untuk
menjadi pahlawan. Mungkin lebih mudah bagi kita menjadi pahlawan
bakiak, yaitu suami yang patuh (takut) kepada istrinya. Atau menjadi
pahlawan kesiangan, yakni orang yang baru mau bekerja (berjuang)
setelah peperangan (masa sulit) berakhir atau orang yang ketika masa
perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi setelah peperangan selesai
menyatakan diri pejuang.
Hari ini kita merayakan
Hari Pahlawan untuk mengenang jasa para pejuang pada masa silam. Kita
bertanya pada diri sendiri apakah kita rela mengorbankan diri untuk
mengembangkan diri dalam bidang kita masing-masing dan mencetak
prestasi dengan cara yang adil, pantas dan wajar. Itulah pahlawan
sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.